Objek Wisata di Jojga yang Menghibur Para Pendatang -Jika kamu mendengar kata “Jogja”, apa sihh yang terlintas di pikiranmu ?? Pastinya yang terlintas dipikiran spaceman slot sobat adalah kota yang sarat akan keistimewaannya dengan berbagai macam tempat wisata yang menarik bukan ?? Tentu saja, Yogyakarta atau sering disebut Jogja merupakan daerah istimewa dan destinasi wisata terfavorit di Indonesia setelah Bali tentunya menawarkan berbagai macam pesona keindahan dan keunikan-keunikan didalamnya yang membuat nyaman pengunjungnya dan takkan bisa melupakannya.
Berbagai jenis wisata banyak ditawarkan di Jogja mulai dari wisata budaya, sejarah, alam sampai wisata minat khusus. Karna Jogja dikenal sebagai tempat wisata favorit, tentunya Jogja menawarkan berbagai macam tempat wisata unggulan yang menjadi favorit para wisatawan khususnya sobat PKG YIA. Selain terkenal dengan wisatanya, Jogja juga terkenal dengan sejarah perjuangan pahlawannya yang telah memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam artikel ini, kami akan paparkan apa saja wisata sejarah perjuangan di Jogja yang recommended untuk dikunjungi. Tidak hanya server thailand menghibur wisatawan, melainkan akan memberikan nilai edukatif juga bagi para wisatawan.
Museum Perjuangan Jogja
Museum Perjuangan adalah sebuah museum di Yogyakarta yang didirikan untuk mengenang sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dan mengenang setengah abad masa Kebangkitan Nasional. Arsitektur bangunan ini tampak sebagai bentuk perpaduan antara bangunan Romawi Kuno dan gaya bangunan candi-candi di Indonesia. Saat menapaki museum, sejumlah tujuh belas anak tangga, pintu utama dengan delapan daun pintu, dan empat puluh lima buah jendela mengelilingi dindingnya merupakan simbol-simbol yang sejenak menuntun kembali pada saat Proklamasi dikumandangkan.
Museum Sasmitaloka Jendral Soedirman
Museum ini merupakan museum sejarah dengan koleksi perjuangan Jenderal Soedirman. Berdasarkan nama dari museum ini, ‘sasmita’ berarti mengenang, sementara ‘loka’ berarti tempat, sehingga museum ini dapat diartikan sebagai tempat untuk mengenang Jenderal Soedirman. Museum ini dulunya merupakan aztec slot kediaman resmi Jenderal Soedirman setelah dilantik menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat. Koleksi yang terdapat di museum ini terdiri dari ruang-ruang dan properti yang dulunya digunakan oleh Jenderal Soedirman, bahkan terdapat juga beberapa jenis senjata yang dahulu digunakan Jenderal Soedirman saat berperang.
Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratawa
Museum Pusat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Dharma Wiratama adalah museum khusus yang mendokumentasikan bakti prajurit TNI Angkatan Darat. Keberadaan museum ini telah digagas sejak tahun 1956. Tujuannya adalah untuk mengenang perjuangan dan pengabdian TNI AD, sesuai dengan nama Dharma Wiratama yang memilik arti pengabdian luhur. Museum berdiri dan disahkan pada tanggal 8 September 1968.
Benteng Vredeburg
Benteng yang satu ini merupakan benteng yang dibuat oleh Belanda pada saat itu. Pembuatan dari benteng ini sendiri memiliki tujuan utama untuk dapat memberikan efek intimidatif pada Keraton Jogja. Sebelum menjadi nama Benteng Vredeburg, benteng ini memiliki nama asli benteng Rustenberg.
Keberadaan benteng yang satu ini memiliki peran yang sangat penting. Tak hanya pada masa kolonialisme penjajahan belanda saja. Namun, pada masa perjuangan kemerdekaan keberadaan dari benteng yang satu ini juga sangat penting. Pada masa penjajahan belanda, benteng ini merupakan markas resmi VOC untuk dapat memata-matai pergerakan dari Keraton. Namun, pada masa perjuangan kemerdekaan benteng yang satu ini menjadi pusat penting.
Monumen Serangan Umum 1 Maret
Monumen Serangan Umum 1 Maret berada di area sekitar Museum Benteng Vredeburg yaitu tepat di depan Kantor Pos Besar Yogyakarta. Monumen ini dibangun untuk memperingati serangan tentara Indonesia terhadap Belanda pada tanggal 1 Maret 1949.
Ketika itu Negara Indonesia telah dianggap lumpuh dan tidak ada oleh Belanda. Untuk membuktikan bahwa Negara Indonesia masih ada maka dilakukan serangan besar-besaran. Serangan ini dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah Wehrkreise III.